Dialog LVII: Life Lesson Part 1

#1
adik sepupuku, rafi, ngambek karena tidak diajak ikut ke garut oleh ibunya. tentu dia tidak diajak karena hari itu dia harus sekolah. percuma ngambek saat ibunya sudah kembali. yah, namanya juga anak kecil, hal yang bagi kita mungkin kekecewaan kecil dapat dianggap sesuatu yang sangat mengesalkan. semua orang mungkin pernah seperti rafi. saya ingat saya juga pernah seperti rafi.

watak itu masih berbekas, saya agak bete karena tidak bisa ikut foto bareng keluarga saat ibu dan kakak perempuanku diwisuda, terhalang suatu rapat penting di comlabs (meski nampaknya ibu lebih kecewa daripada saya). tentunya secara umum saya tidak ngambek lagi seperti waktu muda dulu. sebagai anak kecil, saya suka ngambek karena tidak diajak atau tidak bisa pergi ke suatu acara yang mengasikkan karena suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. saya yakin, selama saya berstatus 'anak bawang', saya selalu begitu. hingga kemudian mungkin suatu pikiran menghentikannya. pikiran yang berbunyi 'yah... sudahlah, mau bagaimana lagi?'.

saya bertanya-tanya, bisakah saya seperti itu lagi? mengatasi tekanan batin dengan 'yah... sudahlah, mau bagaimana lagi?'. well mungkin memang semuanya berjalan seperti itu. anak kecil lebih tidak mampu bersabar menghadapi kekecewaan. semakin dewasa, hati kita makin sanggup untuk menanggung beban yang lebih berat. mungkin hati pun bisa dilatih seperti melatih otot bisep dengan mengangkat barbel. dengan beban hidup yang bertambah berat sedikit demi sedikit, hati kita pun semakin kuat. jika menghadapinya dengan benar dan tidak lari atau melepaskannya. mungkin.

well... kamu baru tahu yang seperti itu sekarang???

er... gapapa kan kalau baru tahu sekarang? toh kita tahu bahwa jika sering olah raga, badan semakin kuat. namun kita juga sering malas untuk melakukannya.

kita? kamu aja kali...

ergh!

Comments

Anonymous said…
Hmmm...

Iya-ya, dulu aku sering ngambek atas sesuatu yang aku sendiri yah sebetulnya keknya itu gak perlu dibawa perasaan terus-terusan. Hahaha... :D
Unknown said…
hmmm...
sampesekarang aku masih serng ngambek dan kecewa. apa kurang olah raga ya? :D
Emang kamu punya tekanan batin Jay?heehehe,,,itu nanya:
"Bisakah saya seperti itu lagi? mengatasi tekanan batin dengan 'yah... sudahlah, mau bagaimana lagi?'LOL!!LOL!!
@Fahd: intinya sih, 'what doesn't kill you makes you stronger/stranger' gitu lah

@Duha: ITB = Institut Tekanan Batin, tekanan batinnya macem macem, buat cewek ya, gak cuma 'disakitinsamacowo' aja... gitude... ^_^
"buat cewek ya, gak cuma 'disakitinsamacowo' aja... gitude..."GggrRRRR..?

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)

Dialog LV: Coelho Calling?

Dialog LXVI: Penutup