Reactable

12 Februari 2008, Bjork, penyanyi asal Eslandia (Iceland) yang terkenal dengan musiknya yang sangat unik, menjadikan Jakarta sebagai bagian dari tur konser promo album terbarunya, “Volta”. Dalam konser tersebut, Bjork membawa serta reactable sebagai instrumen pengiring musiknya. Mungkin, itulah untuk pertamakalinya reactable digunakan di Indonesia.

Reactable memang instrumen musik elektrik yang sangat baru. Mulai dikembangkan tahun 2003 di Pompeu Fabra University di kota Barcelona, reactable baru diperkenalkan pada konser publik International Computer Music Conference 2005 di kota yang sama. Video demo reactable telah ada di YouTube sejak 2006 dan Bjork mulai membuatnya semakin populer dengan menyertakannya pada konser tur promo album “Volta” pada 2007. Reactable memang sepenuhnya instrumen elektrik layaknya gitar elektrik maupun keyboard elektrik. Keunikannya adalah kemampuannya untuk menghasilkan dan menggabungkan berbagai jenis sinyal sura serta mengkonfigurasinya layaknya turntable (instrumen yang digunakan oleh Disc Jockey) atau mungkin lebih mirip dengan synthesizer.

Layar sentuh berupa lingkaran berdiameter 90 cm yang menjadi ‘meja’ atau dasar dari instrument tersebut dalam memainkan musik juga menampilkan presentasi dari suara yang dihasilkan secara menarik dan interaktif. Suara yang dihasilkan dan presentasinya beraksi terhadap objek khusus yang diletakan di atas meja maupun sentuhan jari pada meja. Sentuhan jari dapat memutus sinyal suara dengan gerakan jari melewati presentasi sinyal.

Objek khusus pada reactable ini merupakan interface untuk menghasilkan berbagai sinyal seperti sinyal kotak maupun memanipulasi sinyal seperti low pass filter. Objek – objek ini dapat berinteraksi satu sama lain di atas layar dan interaksi ini juga dipresentasikan pada layar. Posisi objek pada layar juga berpengaruh pada sinyal suara yang dihasilkan dan efeknya pada objek lain. Misalnya, dengan merotasi objek pada layar, kita dapat mengatur frekuensi dari sinyal yang dihasilkan objek tersebut. Tabel di bawah ini merupakan daftar fungsi - fungsi yang dihasilkan tiap objek.

Desain bentuk, warna, dan simbol yang tergambar pada objek membedakan fungsi tiap objek. Namun, bukan itu yang membuatnya menghasilkan sinyal atau manipulasi sinyal tertentu. Pada tiap objek, terdapat suatu pola titik hitam dan putih pada satu atau lebih sisi. Pola ini disebut fiducial.
Pola ini akan menghadap ke layar tiap kali objek digunakan. Di bawah layar, tepat di tengahnya, terdapat kamera yang mengarah ke atas layar dan merekam setiap posisi dari pola pada layar, jaraknya terhadap pola lain, dan juga pergerakannya. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan teknologi reacTIVision yang memang menjadi basis dari pengembangan reactable. Informasi yang didapat ini kemudian menjadi data yang diolah untuk menghasilkan suara pada speaker. Data juga diolah dan dikirim menuju sebuah proyektor yang dipasang di bawah layar untuk menampilkan presentasi sinyal suara yang dihasilkan pada layar.

Proses synthesizing dilakukan oleh software FMOL. Software synthesizer ini dapat memanipulasi hingga 6 channel sinyal secara bersamaan. FMOL dapat menggabungkan sinyal – sinyal dan mengatur volume serta frekuensinya. Sinyal – sinyal yang telah diproses direpresentasikan dalam grafis yang membuat kita lebih mudah memahami parameter – parameter dari sinyal tersebut dan suara yang dihasilkannya. Uniknya, software ini dapat dioperasikan dengan menggeser representasi grafis dari sinyal yang dihasilkan lewat mouse. Reactable dapat dikatakan mengganti input data yang diperoleh dari mouse dengan sistem reacTIVIsion.

Reactable dapat dimainkan oleh seorang pemain maupun oleh banyak orang. Tentunya diperlukan sense yang tepat untuk dapat menghasilkan musik yang bagus. Namun musik yang dihasilkan reactable, menurut saya, hanya terbatas pada music electronic, dance, atau disco yang tidak begitu banyak digemari, khususnya di Indonesia. Namun dengan sedikit manipulasi pada tingkat software untuk memanipulasi data yang dihasilkan oleh reacTIVIsion dan rekayasa pada synthesizer, kita dapat mengubah sinyal yang dihasilkan menjadi suara dengan warna musik tradisional misalnya. Kit pengembangan software untuk reactable merupakan open source software sehingga dapat dikembangkan secara bebas baik untuk kalangan akademik, komersial, maupun sekedar untuk hobi. Karenanya, kesempatan tebuka lebar bagi kita untuk dapat mengembangkannya.

Berikut ini demo dari penggunaan reactable.

referensi:
www.reactable.com
www.youtube.com
www.howstuffworks.com
"The reacTable: Exploring the Synergy between Live Music" Performance and Tabletop Tangible Interfaces, Sergi Jordà, Günter Geiger, Marcos Alonso, Martin Kaltenbrunner, Music Technology Group, Pompeu Fabra University

Comments

semoga pahala menulis post ini sama pahalanya dengan mengerjakan uts -_-. sebenarnya saat menulis ini banyak hal yang mengganjal.

selain soal penggunaan huruf kapital di postingan blog ini? ^_^


ya! -_- (menodai blog ini sebagai anti 'kapital' is)

yang pertama, saya merasa reactable kurang cocok untuk dijadikan artikel tentang akustik. segala hal tentang reactable umumnya menyorot tentang aplikasi reacTIVision (yang juga baru saya ketahui sekarang) dibanding manipulasi sinyal - sinyal yang dihasilkan di dalamnya. sebab pada dasarnya, fungsi synthesizer pada reactable sama saja dengan synthesizer umumnya. hanya saja pengoprasiannya lebih dinamis dan menarik dengan tangible user interface.

yang kedua, electronic music stays electronic. jadi nampaknya seperti turntable dj, reactable hanya akan digunakan untuk music electronic, dance, dan disco yang kebetulan kadang - kadang saya suka. jadi bagi saya ga masalah kalau instrumen ini tidak terlalu berkembang ke genre music lain. sebenarnya saya ga begitu suka musik tradisional, jadi kata - kata di paragraf terakhir agak 'ngawang' atau 'cari muka'.


meski ga mau melewatkan konser angklung dan kadang - kadang suka goyang kalau denger anak ukm latihan?


aku gak goyang! -_-

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)