'bersyukur'
acak berarak tak merasa mengganggu
berkibar biru, hijau, atau merah putih biru,
sebagai juara turnamen yang tidak diikutinya,
mereka bersyukur dalam euforia
sedikit waras menonton di tepi jalan
berpesta kecil dengan musik dan klakson tangan
yang sedikit gila berhenti di pinggiran agak ke tengah
menari, menyapa, atau sekedar berhenti, agar lebih meriah
menawarkan jempol ketengah atau tangan terbuka
untuk sekedar dibalas jempol atau tepukan
yang gila betul menari di tengah dengan baju terbuka
menjadi sumbatan kolesterol di pembuluh jalan raya
dua orang melompat ke atas truk plat f gerbong datar
menari diatasnya pada musik yang tak ku dengar
sementara supir truk bengong; wajahnya lurus ke depan, datar
seperti gerbongnya
orang tua terburuk, membawa anak kecilnya di bawah terik
mengangkat ke pundaknya dan mengisyaratkan 'tidak perlu ada aturan dalam
kegembiraanan, kita tidak licik'
ikut arus, gembira, tidak, resah
pengendara resah, raungannya membuat gundah
muak, memacu motornya berpisah dengan jalan
bersamaku, masuk ke mal mencari perlindungan
jauh dari hingar dan bingar, walikota mengetik pada lidah favoritnya:
kepalanya gundul karena janji yang menyetujui
fanatisme, sumber nyala gejolak euforia massa yang ngeri
kegilaan massal dari euforia sporadis yang berbahan bakar fanatisme tak bisa dikendalikan digit-digit huruf dan sedikit orang waras atau berseragam
namun yang berhak akan selalu menerima apologi
meski pemuda-pemuda urakan lanjut berpesta hingga bulan bersaksi
bulan, jika mesti itu yang namanya bersyukur,
mungkin tidak ada yang perlu kita syukuri lagi
berkibar biru, hijau, atau merah putih biru,
sebagai juara turnamen yang tidak diikutinya,
mereka bersyukur dalam euforia
sedikit waras menonton di tepi jalan
berpesta kecil dengan musik dan klakson tangan
yang sedikit gila berhenti di pinggiran agak ke tengah
menari, menyapa, atau sekedar berhenti, agar lebih meriah
menawarkan jempol ketengah atau tangan terbuka
untuk sekedar dibalas jempol atau tepukan
yang gila betul menari di tengah dengan baju terbuka
menjadi sumbatan kolesterol di pembuluh jalan raya
dua orang melompat ke atas truk plat f gerbong datar
menari diatasnya pada musik yang tak ku dengar
sementara supir truk bengong; wajahnya lurus ke depan, datar
seperti gerbongnya
orang tua terburuk, membawa anak kecilnya di bawah terik
mengangkat ke pundaknya dan mengisyaratkan 'tidak perlu ada aturan dalam
kegembiraanan, kita tidak licik'
ikut arus, gembira, tidak, resah
pengendara resah, raungannya membuat gundah
muak, memacu motornya berpisah dengan jalan
bersamaku, masuk ke mal mencari perlindungan
jauh dari hingar dan bingar, walikota mengetik pada lidah favoritnya:
"tolong tertib"
kepalanya gundul karena janji yang menyetujui
fanatisme, sumber nyala gejolak euforia massa yang ngeri
kegilaan massal dari euforia sporadis yang berbahan bakar fanatisme tak bisa dikendalikan digit-digit huruf dan sedikit orang waras atau berseragam
namun yang berhak akan selalu menerima apologi
meski pemuda-pemuda urakan lanjut berpesta hingga bulan bersaksi
bulan, jika mesti itu yang namanya bersyukur,
mungkin tidak ada yang perlu kita syukuri lagi
Comments