Posts

Showing posts from May, 2006

Dialog IV: All Geo-Scientists are To Blame

sampan yang akan membawamu kembali kesana akan segera berangkat, itu kata temanmu. segala ujian telah berlalu. tinggal tugas-tugas dan pekerjaan yang bisa disela-selai. jangan hiraukan kekejamanmu dan segeralah naik, berlayar kesana. agar kau bisa menghilangkan rasa bersalahmu. lebih baik aku sela-selai tugas dengan pekerjaan lain. pokoknya, aku menerima segala konsekuensi yang akan terjadi, apapun yang akan ‘dia’ lakukan padaku. baiklah, terserah deh… tapi aku tahu. meski kau tidak akan kembali, kamu akan membuat sebuah ‘message in the bottle’ bukan? hehehe… oh ya apa yang kau impikan malam kemarin? aku lihat teman-temanmu ada disana dalam suasana yang lama. anehnya aku, juga kau, melihat temanmu yang di jogja itu nyesep. tidak mungkin dia merokok. apalagi dengan cara yang aneh seperti itu. aku bersyukur dia dan teman-teman yang ada di jogja selamat dari gempa. yang belum kuketahui kabarnya adalah senior-senior ku yang kuliah disana. apakah mereka selamat? apakah ugm

Terjebak Detik

aku terjebak dalam detik yang tercipta. dua bumi di tangan kananku dua rembulan di hatiku dua bintang mengalung di leher satu melilit di atas satu menggantung di bawah mengikat kaki serupa pasung angin sepoi berhembus diam sebab aku terjebak oleh gerak caesium.

Darul Arqam Hari Itu: Sabtu, 29 April 2006

Image
operasi plastik pun tidak akan menghilangkan kenangan. ada yang tidak berubah, meskipun ada yang asing. sepi dan sedikit asing, tapi inilah rumah kita dulu. saya datang , berniat memberikan pengetahuan tentang itb. tapi gambar-gambar ini adalah hasil yang lebih berarti. asrama pojok, gelap dan angker. namun hari itu terasa tenang tanpa kekerasan. entah nanti malam. rumah mang ohir, mari berdiskusi tentang matinya bisnis warung mang ohir. hit basket, hilmi, imam, jamal, anton, indra, risman, irman, dkk. baru. olah raga dan olah mata. namun sepi. dapur, tetap kebul tetap ngebul, demi ompreng dan sahur. kelas putri, ruang rapat serba acara. legal ataupun ilegal. tiang bendera, perhatikan baik-baik. pemandangan asing di sekitar kelas. para santri biasa upacara di sini. rumah pembina, rumah pak agus barkah di dekat celah mabal. gentong, air surga dan air neraka, berpadu menjadi solusi anti dehidrasi koperasi, minimarket dengan tinta printer, cd kosong dan tembok yang warna wani. percaya ata

Dialog III: Mean

lalu di ujung puisi itu kamu tulis kata-kata mu! cocok untuk diberikan pada waktu ultahnya. jangan bilang ini tidak berguna!!! bagaimanapun alasanmu, kamu telah berbuat sungguh kejam kepadanya. kalau kamu hanya mengetahui bahwa dia cukup kuat menerimanya setelah berapa lama padahal kamu bilang bahwa kamu tidak dapat memahaminya, maka kamu tidak boleh menyakitinya seperti itu. sudahlah. kami telah memahami posisi kami sekarang. menjalani keadaan yang memang berat baginya. akupun berat menanggung salah. kami berteman. dengan memori akan masa lalu, kami tidak membuatnya sebagai sesuatu yang akan menuntut dan membunuh jalan kami selanjutnya. masing-masing. you do'nt know how fragile a heart of woman is. and my life is fragile too...

Menyair di 40 km/jam V.2

pagi itu berselimut aku mengalir di dalamnya dengan kecepatan angin pagi itu berkabut memutih di sela asap knalpot angin pagi itu menabrak tubuhku dalam laju 40 km/jam menyalahkan dosaku hingga aku sampai pada tumpukan sampah yang membusuk dan teringat bahwa akulah sampah yang membusuk hingga busuknya sampai di atas jalan layang tempat mentari perak bersemayam pucat melihat diriku angin malam dingin membelai selir yang menyemilir angin dari leher ke pelipis membutakan dalam gelap malam melupakan kata-kata yang ingin terucap dalam kantuk...