Hardship of Keeping an Argument

kalo kamu mau mempertanyakan masalah ini, maka berapa jawaban yang dapat memuaskanmu? sebelum kamu membuat kesalahan dengan menggeneralisir dan mendramatisir semuanya, aku list dulu ya. pertama, kamu dibingungkan oleh wacana tentang posisi perempuan dalam masyarakat. kamu bingung bagaimana kamu menyikapi betapa sensitifnya perasaan perempuan sehingga kekerasan terhadap mereka begitu diekspos secara dramatis sehingga mengusung wacana kebebasan perempuan dan poligami. kedua, tentang pertanyaan dwi. dia secara langsung dan unusual... menurut kamu.... menanyakan kesiapanmu untuk menegakkan Islam. ketiga, kamu terlibat perdebatan mengenai tema essay untuk gsc dan cotw.

hhh... entah dialog yang kemaren belum cukup atau apa. nampaknya kamu kewalahan. ini bukan masalah kamu tidak bisa mempertahankan pendapat dan meratapinya. namun mungkin saja kamu memang kurang ilmu. oke, saya bantu menjawab kebimbangan kamu.

untuk yang pertama, pegangan kamu sudah jelas untuk itu. peganglah itu dulu. secara aman dan tekstual. jika kamu merasa bahwa harus ada saat untuk mengungkapkannya dengan logika, simpan dulu kata-katamu. nampaknya ilmu kita belum sampai. cukuplah kita merasa adil bahwa dengan fisik dan kekuatan yang berbeda, laki-laki memiliki tanggung jawab yang berbeda. masing-masing memiliki hak untuk mencapai derajat kebebasan dalam lingkup tanggung jawabnya. tidak masalah jika perempuan mengungkapkan pendapatnya atau mempotes sesuatu. sebab ini adalah hal yang ditangapi serius oleh Buku Pegangan kita.

untuk yang kedua, secara eksplisit, kamu tahu, dia ingin agar kamu melaksanakan dan menegakkan agama Islam. meski dalam beberapa hal pandangannya sulit kamu terima, akhirnya ada beberapa ilmu dari dia yang kamu pakai. kamu benar-benar anak da jika mau terus belajar. namun jika kamu tidak suka dengan sesuatu yang implisit, seperti bahwa jawaban yang kamu ucapkan akan membawamu untuk berdakwah dengan cara yang dia maksudkan, maka jawaban pertama yang kamu ucapkan yang jelas sekali penuh keraguan sebaiknya kamu tarik. jawabanmu akan membawa beban tanggung jawab yang lebih besar. ini tergantung kamu apakah akan menerima tanggung jawab itu dengan keadaanmu sekarang dan dengan cara berfikirmu yang berbeda dengan dia, melihat keadaanmu tentu kamu akan lebih aman jika menjawab 'tidak'. mungkin jika diam, kamu akan tidak aman. namun mengatakan hal yang tidak sesuai dari kenyataan lebih tidak aman lagi. aku harap kamu tidak memutus silaturrahmi meski pertanyaan dia tidak wajar dan tidak harus diajukan. namun aku ingatkan, hati kamu tidak terbuat dari batu atau besi.

untuk yang ketiga, baiklah saya sedikit membelamu dengan mengatakan bahwa dia hanya kuat berargumen, meski sebenarnya tidak juga. tentu kamu tidak boleh seperti dia yang lari ke dalam kata setelah pendapatnya dipatahkan. cukup kamu tunjukkan bahwa kebenaran itu tidak hanya ada dalam diri sendiri, namun juga ada dalam menerima pendapat. mungkin berat. namun lain kali jika kamu ingin membawa arogansi kebenaranmu ke atas permukaan, berhati-hatilah dalam memaksakannya.

hm... apa lagi yang ingin kukatakan ya??? keputusanmu untuk membatalkan kunjunganmu ke garut dan menginap di uka merupakan keputusan yang kurang baik. padahal tujuanmu cukup jelas. namun sekarang, kerjakanlah pekerjaan-pekerjaanmu. dan...
bestrong^_^

Comments

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)