Dialog XVIII: Endless Assignments Versus Endless Laziness

malam ini aku memutuskan untuk menginap lagi di comlabs. artinya tidur dan makan bukan prioritas sekarang.

bukan hal yang sebaiknya kamu lakukan sih... tapi kalau itu memang apa yang ingin kau tuju, lulus itb, yah... mau apa lagi?

yah, itb ini tidak peduli pada orang yang bodoh seperti aku. even all schools don't care about idiot people. jadi yah... setidaknya aku harus berusaha. terpaksa aku meninggalkan yang ingin aku lakukan. lalu besoknya ada tugas lagi, kekhawatiran lagi, tes lagi, quiz lagi. tiada akhir, tanggung jawab dan rasa takut dan khawatir ini. namun barusan saat ujian elmag, aku cukup tenang, terima kasih. kupikir percuma takut, toh ini yang memang bakal saya hadapi. aku tidak benar menjalankan prosesnya, aku harus menerima outputnya. namun apakah ini memang benar apa yang harus aku terima?? aku ga yakin bahwa aku lebih idiot dibanding anak-anak teknik fisika lainnya!!

tapi ga ada yang bisa kamu lebihkan dan bangga-banggakan kan? yah mungkin sebagian orang melihatmu lebih. dan memang begitu kok, namun kamu ada di dunia yang menganggap akademis adalah segala-galanya. bahkan kamu hidup bertahun-tahun dengan jalan itu. bahkan kamu melakukannya karena merasa tidak punya kelebihan di luar akademis, ya.. kalau tidak salah dulu kamu berpikir seperti itu. sekarang saatnya bertahan. kelak akan ada kesempatan untuk bebas. kesempatan itu mungkin saat ini.
this fight may be endless. because there are endless laziness and endless assignments to do. but you have endless dreams. it may bring endless power.

endless?

yep, at least before you burried in the earth.

Comments

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)