A Take Home Test

glad to see you writing again ^_^...

duh ternyata masih bisa nulis nih. bahkan masih bisa nulis ujian 'take home' ppkn yang musti dikumpulin 45 menit setelah memulai tulisan ini!!!! hasilnya ya flownya rada maksa ...

Sebagian orang mengatakan bahwa negara kepulauan dengan beragam budaya ini adalah berkah. Sebagian lagi memandangnya sebagai sebuah kutukan. Namun beginilah keadaannya. Di bawah bayang kejayaan Majapahit, pemimpin-pemimpin masa proklamasi memproklamasikan Indonesia sebagai negara kesatuan bekas jajahan Belanda. Berusaha membangkitkan kembali Nusantara di bawah panji Bhinneka Tunggal Ika. Seberapa pentingkah keanekaragaman budaya itu? Apakah sepenting pementasan kesenian daerah? Atau sepenting peperangan antar suku? Namun saat sebagian kecil dari kita menyulut perbedaan kebudayaan ini menjadi pembedaan, disadari atau tidak, kebudayaan itu tengah semakin tua dan lemah. Kita dapat bercerita tentang sejarah kebudayaan Majapahit atau Pasundan, namun itu hanyalah bagian awal dari lembar sejarah yang, mungkin, pada akhirnya lembar sejarah itu akan diakhiri dengan sejarah tentang kebudayaan Barat (Eropa, Amerika) yang menjadi kebudayaan global. Kita bisa saja membiarkan kebudayaan Barat mengglobal dengan berpikir bahwa adat istiadat itu tidak rasional dan tidak relevan untuk memenuhi kebutuhan kita sekarang. Namun, itu berarti kekalahan nilai budi yang terdapat dalam setiap kebudayaan kita. Itu akan berarti kematian suatu budaya akibat ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan manusia yang berubah-ubah. Sedang nilai-nilai kebijaksanaan terdapat dalam budaya tersebut dan akan mati beserta kebudayaannya. Oleh karena itu, merupakan hal yang penting untuk mengevaluasi kembali ragam kebudayaan kita ini. Apakah kesemuanya hanya akan mati tatkala teknologi baru menjadi budaya di tanah mereka? Ini yang harus diperhatikan oleh warga Indonesia. Maka jangan merasa tabu untuk mengubah budaya agar dapat bertahan di era globalisasi, selama tidak mengubah pondasi dari nilai-nilai budi. Sebab semua budaya memliki nilai yang saling melengkapi.
Kita dapat melakukan ini dari hal kecil seperti misalnya dengan mencoba memahami kebiasaan orang lain atau menghilangkan stereotip yang melekat pada tiap orang dari budaya tertentu, seperti streotip bahwa orang batak itu kasar dan orang Sunda itu pemalas. Dengan ini kita dapat membiasakan diri untuk dapat menerima suatu adat yang mungkin berbeda dengan adat yang kita miliki. Dengan tidak saling mengganggu adat orang lain, maka kebudayaan itu tidak akan saling termatikan karakternya. Melestarikan dan mengaplikasikan nilai-nilai budi dari suatu adat adalah langkah lainnya, lebih jauh lagi dengan menggunakan bahasa daerah dengan frekuensi yang lebih.
Yang tak kalah pentingnya adalah informasi. Seringkali informasi mengenai adat disalahartikan sebagai informasi tentang perbedaan, padahal itu adalah sarana untuk saling memahami. Kita dapat menonton acara budaya atau film dokumenter untuk mengenal budaya lain. Indonesia mungkin diwakili oleh peci dan kebaya, namun di sisi lain dari peci dan kebaya itu ada banyak kebudayaan yang semuanya adalah milik Indonesia. paragraf sebelumnya adalah paragraf terakhir dari tulisan yang dikumpulkan buat 'take home test' itu. sebenarnya ada yang mau saya tambahkan. teknologi dapat menjadi media bagi kebudayaan kita agar dapat survive. yang saya lihat, setiap kebudayaan yang masuk ke negeri ini mendapat perhatian karena kebudayaan tersebut lebih maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. maka peran kita semua khususnya para teknokrat, insinyur, guru, dan pemerintah untuk membuat masyarakat kita melek teknologi sehingga kita dapat lebih banyak mengeksport teknologi. begitulah....

Comments

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)