an afternoon when i'm twenty

mentari menyala di plaza widya
menggugahku untuk melawan pagar berduri yang berlapis dan tembok tinggi para penguasa
hanya dari petikan gitar tak teratur yang mengalunkan mentari
aku mengeluh bahwa yang kuhadapi bukan sekedar kawat atau pagar
aku bermasalah dengan diri
kalaupun ada perlawanan dengan penguasa
penguasa itu ada dalam diri. penguasa melawan diri yang berada dalam kesewenang-wenangan tanggung jawab.
penguasa ingin bebas menjadi apa yang dia bayangkan.
hanya saja dia tidak mampu memimpin.

dan saat aku mengeluarkan notebook dari tas, tanpa sadar hati dan bibir mengalun mentari yang biasa disenandungkan pada ospek yang memuakkan itu. satu bait lengkap dengan perasaan yang sama seperti waktu oskm 2005.

semoga aku bukan orang lemah.
semoga aku memang sedang diuji agar jadi orang kuat.

Comments

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)