Dialog LXVII: The Intensive Clean Up

dengan dibantu ibu dan kakak, akhirnya saya berhasil membereskan kamar dengan predikat cukup memuaskan -_-. kegiatan yang melelahkan, mencakup tata ulang, menyapu dan mengepel lantai, mengganti ranjang (kini ga ada lagi teralis di atas ranjang, sekarang saya tidur dia atas teralis itu -_-), dan lainnya. untuk semua itu, butuh hampir 4 hari intensif. selama itu, ga bisa internetan -_-.

4 hari intensif, termasuk kegiatan tidur, kuliah, baca komik, dan nonton tv -_-. belum ditambah waktu jeda antara mulai ngacak – ngacak kamar sampai mulai ‘benar – benar’ beres – beres yang kira – kira berjeda seminggu lebih.

err… itu menunggu mood -_- habisnya obeng yang dipakai buat ngebongkar ranjang malah rusak. tapi ada 2 hal yang saya catat dari beres – beres kali ini.

membuang kenangan
bukan mengangkat barang – barang berat yang paling melelahkan, melainkan berurusan dengan dokumen – dokumen lama dan barang – barang kenangan. kamar saya sekaligus berperan sebagai gudang kenangan dan kertas – kertas yang saya tumpuk sejak 2005. tingkat kegudangannya memang pernah dikurangi pada beres – beres sebelumnya (mungkin lebih dari setahun yang lalu). namun masih perlu dibereskan.

sebenarnya apa yang membuat cape? a) teringat kenangan lama (yang rata-rata buruk) b) membuang kenangan c) memilih antara menyimpan atau membuang ratusan kertas dan dokumen

d) teringat bahwa banyak kuliah yang belum lulus dan yang udah lulus pun seakan tidak berbekas ^_^ sedangkan kamu menyadari bahwa meski kuliah yang sudah lulus dan terlupa itu penting untuk dipelajari lagi, kamu tidak mungkin sempat untuk mempelajarinya lagi sehingga merasa agak percuma kuliah di itb

d’oh! btw emang penting ya menyimpan barang – barang kenangan?

proses kreatif

mungkin saya mewarisi gen kreatif dari ibu meski tidak mewarisi gen rapih nya -_-.

jadi gen tidak rapih dan tidak sabarannya dari mana?

err entah, mungkin bentukan lingkungan. namun, dengan gen yang diwarisi dari ayah dan ibu, saya mulai menyadari bahwa saya memang kreatif. dan dengan itu, saya mengolah calon sampah dan beberapa benda kenangan menjadi barang yang agak bermanfaat.

ini juga berkat kekuatan dari ‘ingin hemat’, ‘sok-sokan’, ‘ga ingin banyak nyimpen bahan kreatif yang berpotensi jadi sampah’, dan ‘ga punya modal’.

-_- tambah lagi, ini terinspirasi juga dari temen waktu di da yang sangat suka membuat kerajinan tangan yang unik dengan bahan – bahan unik ^_^.

tempat alat tulis, bahan – bahan:
  • bekas botol aqua ukuran sedeng, dipotong setengah
  • bekas botol vit ukuran sedeng, dipotong setengah
  • kertas kado bekas kado ultah saya yang ke 18 (atau 19? atau 20?) dari teh ranti
  • rapia bekas. kemungkinan besar potongan bekas tali rapia yang dipakai buat ngiket nametag oskm 2005. nametagnya masih disimpan tapi talinya kepanjangan, jadi dipotong
  • tutup kalkulator yang kalkulatornya entah kemana
wadah barang kecil, bahan – bahan:
  • kertas daur ulang. beli di balubur, yang gede sekitar 4500 perak. ini tadinya buat bungkus kado buat temen, tapi bagian yang ini agak gagal, jadi ga dipakai buat bungkus kado. tapi masih agak bagus.
  • rapia yang sama dengan rapia sebelumnya -_-
  • bungkus ‘gt-man’ dipotong miring -_-
toolbox, bahan – bahan:
  • bekas wadah sepatu entah sepatu apa punya siapa, plus tutupnya
  • tutup wadah sepatu yang lain (wadah nya dah dipakai buat yang lain, iseng aja, biar ga jadi sampah, jadi alas wadah utama)
  • kertas minyak yang masih disimpan tergulung sejak tpb, kayaknya buat dibikin jadi sampul buat modul praktikum kimia dasar. sudah berdebu dan ada sarang laba – laba dikit. ga inget kalau pernah dipakai sebelumnya. kertas minyak ini digunakan buat ngebungkus wadah. gara – gara males nyimpennya, kertas minyak ini dihabiskan dan dipaksakan buat ngebungkus wadah sepatu plus tutupnya meski kelebihan (terutama ditutupnya, yang jadi alas juga)-_-
ditambah bantuan lem uhu, lem kertas, hekter, cutter, gunting, penggaris besi, plus barang – barang yang disimpan sejak tpb buat ngisi wadahnya (sebagian merupakan barang temuan entah dari mana).

voila.

hiasan ga jelas, bahan – bahan:
  • bungkus bekas mouse -_-
  • kartu identitas comlabs -_-
  • potongan huruf ‘m’ dari keyboard laptop (dah ga bisa dipakai, kalau dipasang malah mengganggu)
taruh – taruh pasang – pasang, voila -_-

yang selanjutnya adalah proses kreatif yang agak mahal, bahan – bahannya kebanyakan beli -_-.

dan dibelinya ada yang hampir setahun yang lalu ^_^ (niat bikinnya sejak itu).

diary (catatan: kalau ada yang nemu barang ini, mohon hargai saya untuk tidak membaca isinya -_-), bahan – bahan:
  • dupleks (beli di gunung agung ciwalk, waktu mau nonton laskar pelangi bareng keluarga -_-)
  • kertas daur ulang (beli di balubur, bareng sama buat yang wadah)
  • kertas looseleaf 500 lembar 2 bungkus (kalau ga salah belinya di ganesha stationery)
  • hiasan daun (di gunung agung ciwalk)
  • bulu unggas, mungkin bulu gagak (mungut di hutan waktu jalan ke curug malela bareng anak – anak comlabs)
  • tali entah bekas apa dan mungut dari mana. tadinya sudah beli tali jerami (beli di gunung agung), tapi waktu bikin tali jeraminya hilang (sekarang sudah ketemu)
notes kecil, bahan – bahan:
  • kertas looseleaf kecil 2 bungkus. entah belinya di ganesha stationery atau gunung agung ciwalk, tapi ternyata looseleaf yang satu dan yang lain lubangnya ga sama posisinya -_- pas mau dikasih tali jadi agak susah.
  • kertas daur ulang, yang ini dibeli di gunung agung ciwalk. awalnya semua kertas daur ulang saya beli di ciwalk, tapi karena salah potong, jadinya beli lagi. kualitas kertas yang ini jauh lebih baik, teksturnya lebih rapih dan kertasnya terasa lebih padat. namun kertas seperti ini tidak ditemukan lagi di gunung agung ciwalk saat saya ingin membeli yang baru. akhirnya untuk kertas yang lain saya beli dari balubur yang kalau tidak salah lebih murah.
  • hiasan daun, sisa dari ngehias kado buat temen (juga dibeli dari gunung agung ciwalk, btw kenapa saya jadi promosi gini???)
  • tali yang mungkin bekas nametag dan entah mungut dari mana.
ditambah bantuan lem uhu, lem kertas, cutter, penggaris besi, plus kunci l kecil, kunci l yang lebih besar, paku pin (buat bikin lubang di sampul agar bisa masukin tali). voila.

hiasan daun dan bulu agak sulit ditempelkan. untuk menjaga keindahannya, lem cuma dilumuri di batang bulu dan urat utama daun, juga sebagian ujung dan tepinya. tadinya saat diberi lem, kesannya jadi jelek, tapi setelah kering, jadi terlihat lebih baik. sebenarnya masih khawatir kalau – kalau hiasannya lepas. mungkin perlu diberi sampul plastik. ikatan tali sepertinya masih rentan terlepas. tapi lumayan lah.

overall, beginilah kamar saya sekarang -_- (pinginnya sih difoto panoramik, cuman ga bisa tekniknya -_-).

lebih cerah tanpa ada barang yang menghalangi dinding memantulkan cahaya dari jendela. juga terasa lebih luas tanpa kardus atau barang – barang yang membuat kamar jadi gudang… dan oh ya, tanpa buku satupun -_- rencananya buku mau disimpan di rak sebagai perpustakaan rumah.

kamar sudah dirapihkan. seharusnya jadi tempat yang nyaman untuk menjadi produktif. tapi sepertinya telat. ini sudah akhir semester -_- agh!

Comments

rita said…
kamar yg rapi dan bersih (karena sedikit barang-barang).
buku2nya dimana? emangnya kamu ga punya peralatan dapur seperti rice cooker, dsb ya?
buku bukunya ditumpuk di luar :p (di ruang tengah lantai 2)

saya ga ngekos mbak, ini kamar di sebuah rumah :D
Anonymous said…
Komiknya lucu, persis menggambarkan saya. Cuma bedanya saya gak pernah buang satupun hasil ujian sejak SMP biarpun kebanyakan nilainya cukup mengerikan. Semuanya saya simpan rapi di dalam kardus-kardus, disortir juga biar gampang dicari. Kadang saya baca-baca, isinya kan harusnya gini, kenapa dulu jawabnya gini... tanya kenapa!
selain biar ga menuhin space, hasil-hasil ujian saya buang biar gak tanya kenapa -_- cukup sudah banyak pertanyaan di dunia ini... eaaarghh!!!

Popular posts from this blog

Dialog LXXX: Banyak Jalan Menuju Tomorrowland (Bag. 1/2)